Oleh: Wiztian Yoetri
Wartawan Senior
Tercatat, ada dua orang Mayor yang agak berani di tanah air. Pertama, Mayor Inf Agus Harymurti Yudhoyono, keluar dari TNI, gagal jadi Gubernur DKI, dan kini jadi Menteri ATR/BPN.
Kedua, Mayor Laut Fauzi Bahar. Berani, keluar dari Satuan Pasukan Elit TNI AL (Pasukan Katak Kopaska).Sempat kalah dalam pemilihan Walikota Padang, akhirnya menang, dan terpilih sebagai Walikota Padang.
Apa yang dilakukan Mayor Inf Agus Harymurti Yudhoyono dan Mayor Laut Fauzi Bahar, menggambarkan bahwa episode kehidupan Allah pergilirkan diantara manusia. Sebagaimana musim terus berganti, roda terus berputar semua ada masanya.
Kita harus yakin kepada Allah, bahwa Allah adalah perancang skenario terbaik. Mendapatkan, lalu kehilangan. Semua mengajarkan kepada kita, untuk tidak menggegam terlalu erat. Tidak perlu berbangga dengan apa yang kita dapat, sejatinya kita tak memiliki apa pun. Serahkan sepenuhnya kepada Allah. Kadang kita menang, kadang kita kalah. Semua orang, pada hakekatnya akan mengalami; kadang di puncak, kadangkala dibawah.
Siapa sangka Agus Harymurti jadi Menteri, semua tanpa diduga.Setelah gagal jadi cawapres Anis Rasyid Baswedan. Sekali lagi, semua ada masanya. Semua masa ada orangnya.
Diamanahkan memimpin Kota Padang, selama dua periode, 2004-2014, Dr Haji Fauzi Bahar, Msi Datuk Nan Sati, hingga kini masih dikenang dengan berbagai karyanya. Selain program Syiar Islam, Fauzi putra Koto Tangah itu memulai dengan mewajibkan siswi muslim memakai jilbab, kegiatan pesantren Ramadhan, gerakkan Subuh Mubarakah, perang dalam segala bentuk maksiat dengan memberantas judi toto gelap.
Kegiatan amar makruf nahi mungkar itu, diikuti dengan pemberdayaan potensi zakat, beras genggam, pemberdayaan aktivitas majelis taklim dan kelompok pengajian diberbagai Mesjid, Mushala dan komplek perumahan.